Friday, 15 May 2015

Tentang Mencerdaskan Anak Bangsa

@Sampoerna Corner, Unsri
Upaya pencerdasan merupakan adalah salah satu tujuan negara sebagaimana telah dicantumkan oleh para pendiri "ibu pertiwi" ini pada pembukaan UUD 1945. Namun pencerdasan ini tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, uluran tangan oleh masyarakat salah satunya adalah para aktivis pendidikan adalah hal yang dibutuhkan oleh generasi muda disana, khususnya untuk daerah-daerah yang sulit terjamah. Hal ini menimbulkan kesadaran(aware) saya akan situasi seperti ini sewaktu mengikuti salah satu talkshow dengan tema "Mecerdaskan anak bangsa"(13-05-2014). Dimana pembicara pada kegiatan ini merupakan penggiat rumah baca untuk daerah daerah yang minim minat baca dan terpencil;
1. Hj. Ratna Dewi, M.M., M.Pd (Pendiri Taman Baca Masyarakat(TBM) Tabuki Jayanti), Palembang
2. Achmad Subhan, SIP, MIP (Penggiat Komunitas Perpustakaan/Peneliti Multatuli, Lebak Banten) 

Salah satu hal yang menarik dari kegiatan ini adalah perjuangan yang para pembicara lalui demi terwujudnya masyarakat agar sadar akan pengntingnya membaca, terkhusus untuk anak-anak di bangku sekolahan.

Cerita menarik disampaikan oleh Achmad Subhan dalam kegiatan tersebut tentang tradisi masyarakat pada kampung Ciseel tempat TBM Multatuli, dimana pada permulaan bulan ramadhan pada agen-agen dari kota mencari pelajar-pelajar muda dari kampung Ciseel untuk dibawa ke kota sebagai pegawai rumah tangga atau biasa disebut dengan PRT. Para pelajar muda yang berpindah ke kota untuk mencari penghasilan tersebut sering disebut "terbawa kardus". Sungguh sangat disayangkan pendidikan mereka terhenti karena dituntut untuk bekerja dan membantu keluarga. Namun, semua berubah setelah dibukanya TBM Multatuli oleh Ubaidillah Muchtar, seorang guru SMPN satu atap 3 Sobang, disebut satu atap karena kelas vii,viii, serta ix pada SMPN tersebut berada dalam satu atap atau bisa dikatakan satu kelas untuk satu tingkatan. Untuk sampai pada daerah Ciseel sendiri membutuhkan waktu berjam-jam untuk berjalan setapak karena medan yang dilui sangat sulit. Melihat medan yang digambarkan dalam slide pembicara menggambarkan betapa beratnya perjuangan yang mereka lakukan untuk upaya memberikan pendidikan untuk para pelajar pada kawasan Ciseel tersebut.

Sungguh unik, kegiatan membaca pada TBM Multatuli adalah membaca novel Max Havelaar karya Eduard Douwes Dekker adalah salah satu rutinitas wajib pada anak-anak dikawasan tersebut. Max Havelaar (diterbitkan pertama kali pada 1860) merupakan novel yang menceritakan mengenai relita penjajahan oleh kolonial belanda/nasib buruk masyarakat yang dijajah pada zaman itu, bahkan buku tersebut merupakan buku kelas dunia dan telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Para anak-anak di kawasan tersebut didik untuk sadar akan sejarah dan perjuangan serta penderitaan masyarakat pada zaman terdahulu. Sembari membaca, para anak-anak ditanamkan paham akan perjuangan dan kebudayaan.
Semenjak berdirinya TBM Multatuli sebagaimana diceritakan pembicara tersebut maka masyarakat disana semakin sadar akan pentingnya belajar dan pelajar yang putus sekolah pun berkurang. Niat belajar dan kesadaran akan pendidikan meningkat.

Upaya yang dilakukan oleh kedua pembicara tersebut sangat kontributif bagi pendidikan di Indonesia. Semoga suatu saat saya dapat berkontribusi juga dalam hal mencerdaskan anak bangsa sebagaimana yang telah diupayakan oleh kedua inspirator tersebut.

Ada salah satu perkataan bagus yang saya kutip dari pembicara saat itu "Revolusioner tidak harus memecahkan kaca, atau membakar ban. Revolusi dapat dimulai dari diri sendiri untuk memulai hal yang baru"(Subhan).

Bermasyarakat : Perayaan Hari Besar Isra' Mi'raj

Berbaur dengan pribumi dalam perayaan hari besar keagamaan merupakan hal yang cukup langka bagi saya sendiri sebagai mahasiswa yang tercatat numpang hidup di tanah orang. Ikut dalam kegiatan kemasyarakatan adalah suatu hal yang mempunyai nuansa tersendiri. Meski cukup jarang berbaur dengan masyarakat setidaknya ikut serta dalam memeriahkan/mengikuti kegiatan kemasyarakatan saya rasa cukup menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.

14 Mei 2015, adalah perayaan hari besar Islam dalam memperingati Isra' Mi'raj di kawasan tempat tinggal saya di Jln. Nusantara, Indralaya. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara masyarakat, Lembaga Lanjut usia Indonesia(LLI) Ogan Ilir(OI), pengurus mesjid G.A, Majelis Ta'lim Kec. Indralaya Utara, serta Ikatan Remaja Mesjid G.A. Kegiatan ini dilangsungkan selama dua hari secara tidak berturut-turut yaitu tanggal 14(Acara peresmian, materi), sera 16 Mei(Lomba TK/TPA) 

Adapun beberapa kegiatan yang dilangsungkan dalam acara 14 Mei ini diantaranya: Sambutan dari ketua mesjid G.A, Sambutan LLI Kabupaten Ogan Ilir, Pengukuhan Ikatan Majelis Ta'lim Kecamatan Indralaya Utara (Oleh LLI Ogan Ilir), serta acara utama/materi dari Ust. Muslih Qori'.

Kata sambutan oleh pak Berkat
Sambutan dari ketua LLI Ogan Ilir bisa dikatakan update info. Bapak Berkat (Ketua LLI OI dan pendiri mesjid G.A. Semoga pahala selalu dilimpahkan atas beliau) menyinggung tentang budaya para tontonan di Indonesia atau biasa disebut aktris/publik figur* yang sudah sangat borok. Beberapa media televisi/cetak telah ramai membicarakan setidaknya sekitar 200 aktris terkena khasus prostitusi, Naudzubillah. Pak Berkat juga mengatakan ba
hwa peran kita sebagai masyarakat adalah sebagai pendakwah setidaknya bagi orang terdekat agar terjauh dari perkara buruk tersebut pada masyarakat.

Sambutan dari Pak Musa (Ketua Mesjid G.A)
Gambar diatas adalah suasana sambutan dari pak Musa selaku ketua mesjid G.A sekaligus pembina IRMA G.A. Berbagai hal disampaikan pak musa dalam sambutan tersebut, tentunya salah satunya ucapan terimakasih atas kehadiran masyarakat.

Pengukuhan Ikatan Majelis Ta'lim Kec. Indralaya Utara
Pengukuhan ikatan majelis ta'lim diatas diserahkan secara simbolis oleh dr. Hamdan Mahyudin pada gambar diatas. dr. Hamdan adalah salah satu pemuka masyarakat disini sekaligus seorang dokter yang sudah dikenal. Beliau sangat dihormati terkhususnya oleh mahasiswa disini.

Ceramah agama oleh ust. Muslih Qori'
Diatas adalah penyampaian ceramah oleh ust. Muslih Qori. Materi yang disampaikan sangat bermanfaat dan cara penyampaiannya pun tidak begitu susah dicerna karena objeknya secara umum adalah masyarakat.

Beberapa orang mahasiswa
Gambar diatas adalah beberapa orang mahasiswa. Sayang tidak sempat foto bersama rombongan sebelum pulang.


Bonus, Gan....