Tuesday 30 September 2014

Berkenalan dengan Harmonika

Malam ini begitu indah bagi yang merasakan indah. Begitu sepi bagi yang merasakan sepi. Terlalu sesak bagi yang merasakan sesak. Sungguh malam-malam terakhir ini kota tempat saya menuntut ilmu dilanda kabut asap bekas lahan gambut yang kebakaran. Beberapa minggu yang lalu sempat terdengar kabar hujan buatan yang di semai oleh pemerintah sumatera selatan. Namun sampai sekarang toh belum ada hujan yang turun dengan 'girang' menyirami hati-hati jiwa yang jomblo. Hujan.

Sudah beberapa hari saya tidak membuat tulisan di blog ini. Mungkin semangat fluktuatif juga kali ya, kadang begitu kuatnya niat sampai sampai kebawa mimpi ingin mendapati sesuatu, dan adakalanya semangat dengan 'rasa yang dulu pernah ada' tiba-tiba fading. Kemarin-kemarin sih niatnya saya buat tulisan di blog ini tiap hari, entah itu tulisan berguna atau tidak yang penting nulis. Lah, baru saja di awal perjalanan ternyata benar ungkapan yang pernah saya sebut sendiri bahwa "hidup tak semulus kulit wanita di iklan kosmetik". Yah, namanya juga dalam proses belajar. Hehe

Sesuai dengan judul diatas, kali ini saya akan menceritakan kisah cinta perkenalan saya dengan Monika Harmonika...

sumber gambar: google
Kira-kira sudah setahun yang lalu saya mempunyai niat dalam hati untuk belajar bermain harmonika, namun keinginan itu tidak terwujud karena beberapa hal yang tidak bisa disebutkan satu-persatu (padahal tidak tahu kenapa tidak jadi beli). Hingga akhirnya takdir tak membiarkan niat itu kandas begitu saja. Sabtu kemarin ketika ke 'Kota', *maklum lah Broh, jarang-jarang ke kota* sewaktu hendak pulang ke kosan tiba-tiba niat yang dulu pernah ada untuk membeli harmonika timbul kembali. Sebelum pulang saya menyempatkan diri mampir ke toko olahraga tapi disana juga menjual alat-alat musik, sebelumnya sih tidak tahu apakah disana juga dijual harmonika, namun ketika sudah mampir masuk kedalam ternyata apa yang saya cari juga dijual disana. Sebelumnya sempat bingung karena belum tahu-menahu tentang alat musik tiup mungil ini. Ketika bertanya dengan sang pelayan toko saya ditawarkan dengan dua pilihan harmonika. Pilihan pertama berukuran kecil dan memiliki 10 Hole, sedangkan pilihan kedua cukup panjang dan saya lupa berapa jumlah hole nya, kira-kira sekitar 36 Hole. Karena sebelumnya tidak tahu alat mana yang cocok untuk pemula dan bisa dimainkan solo - melihat bentuk dari kedua alat yang ditawarkan tersebut akhirnya saya memilih harmonika yang memiliki 10 Hole karena tampak begitu kecil dan mudah dimainkan. Oh iya, saya membeli harmonika ber merk Swan dengan body silver terbuat dari stainless steel dengan kunci nada A. Berhubungan alat yang saya beli berharga murah, di box-nya tercantum Rp 50.000. Namun si pemilik toko memberikan potongan harga, sehingga saya dapati alat musik itu dengan garga Rp 40.000. ***


Awalnya saya kira alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup saja. Namun begitu sampai di kosan saya cari referensi di internet ternyata banyak hal yang tidak saya pikirkan sebelumnya tentang harmonika dan begitu tahu saya makin kagum dengan alat musik ini :

1. Saya kira harmonika hanya dimainkan dengan cara ditiup. Namun ternyata harmonika dimainkan dengan dua cara hembusan yaitu blow(ditiup) dan draw(dihela/hisap). Setelah tahu dan mencobanya ternyata bunyi yang dihasilkan sungguh merdu. *mata bersilau-silau ketika meniup*

2. Alat musik harmonika ternyata pada awalnya berasal dari musik tradisional China yang bernama Sheng.

3. Alat musik ini pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh Cristian Friedrich Buschmann.

4. Awalnya saya kira harmonika itu hanya satu jenis saja. Namun ternyata harmonika dikenal dengan 5 tipe yang dipasarkan yaitu Diatonik, Kromatik, Tremolo, Bass, dan Chord. (alat musik yang saya adalah tipe diatonik)

5. Pada harmonika saya terdapat huruf A. Awalnya saya tidak tahu apa maksud pembuat mencantumkan huruf A dan ternyata harmonika itu juga memiliki kunci nada dasar. Jika tertulis A berarti harmonika itu memiliki nada dasar A, jika G berarti nada dasar kunci G, begitu seterusnya dengan kunci C,F,B,Bb,D, dan lain-lain.

6. Dari uraian nomor 5, ternyata jika ingin bermain semua tangga nada disarankan untuk membeli banyak jumlah harmonika dengan berbagai kunci berbeda.

7. Ternyata harmonika itu juga memiliki tangga nada. Kalau pada harmonika diatonik tangga nada do-re-mi-fa-so-la-si-do berada pada hole(lubang) 4-sampai-7. Untuk satu lobang diatonik memiliki 2 nada, contoh hole 4 memiliki nada 'do-re'. Nada 'do' ketika ditiup, dan 're' ketika dihirup.

8. Alat musik harmonika yang biasa digunakan orang untuk bermain solo adalah tipe Diatonik dan Kromatik.

9. Dari beberapa referensi di internet harmonika yang memiliki harga yang relatif mahal adalah tipe Kromatik karena kerumitan dalam proses pembuatannya.

10. Salah satu kesulitan bagi pemula dalam bermain harmonika adalah memusatkan hembusan pada satu lobang karena hole pada harmonika memiliki jarak yang sangat dekat, jadi jika tidak fokus maka untuk satu tiupan udara dapat melalui 2 hingga lebih hole.


Itu adalah beberapa dari hal yang baru saya ketahui tentang harmonika. Sudah cukup banyak hal yang saya pelajari dari alat musik ini. Mulai bergabung dengan penggermar harmonika di twitter hingga belajar dari blog penggemar alat musik ini (contoh: harmonicalovers)

Untuk sekarang dari saya sendiri sudah 3 hari proses mencoba. Sepertinya alat musik ini cukup akrab dengan saya, Alhamdulillah baru 3 hari belajar sudah bisa memainkan lagu meski kadang kepleset Tab nadanya.



Sampai disini dulu ya ceritanya. Semoga dapat memberikan manfaat. Terimakasi sudah berkunjung.


0 comments :

Post a Comment

Tuliskan komentarnya jika hal ini bermanfaat bagimu, atau sanggah jika ada kesalahan :)